"Ketika saya mengatakan bahawa jika sampai saya melakukan ciuman itu dengan wanita yang tidak halal bagi saya, maka saya telah menodai kesucian saya sendiri dan menodai kesucian wanita itu. Dan itu bagi saya adalah suatu musibah yang luar biasa besarnya. Saya telah kehilangan kesucian bibir saya. Tidak hanya itu, saya juga kehilangan kesucian jiwa saya. Jiwa saya telah terkotori dosa yang entah bagaimana cara menghapusnya. Jika bibir ini kotor oleh gincu bisa dibersihkan dengar air atau yang lainnya. Tapi jika terkotori bibir yang tidak halal, kotor yang tidak nampak bagaimana cara membersihkannya. Meskipun boleh beristighfar, meminta ampun kepada Allah tetap saja bibir ini pernah kotor, pernah ternoda, pernah melakukan dosa yang menjijikkan. Saya tidak mahu melakukan hal itu. Saya ingin menjaga kesucian diri saya seluruhnya. Saya ingin menghadiahkan kesucian ini kepada isteri saya kelak. Biar dialah yang menyentuhnya pertama kali. Biar dialah yang akan mewangikan jiwa dan raga ini dengan sentuhan-sentuhan yang mendatangkan pahala.
"Itulah prinsip yang saya yakini. Mungkin saya akan dikatakan pemuda kolot. Pemuda primitif. Pemuda kampungan. Pemuda tidak tahu perkembangan dan sebagainya. Tapi saya tidak peduli. Saya bahagia dengan apa yang saya yakini kebenarannya. Dan saya yakin Eliana yang pernah belajar di negeri yang mengagungkan kebebasan berpendapat itu akan boleh menghargai pendapat saya."
-aku
t'lah jatuh cinta kepada Abdullah Khairul Azzam :), namun tak mungkin
aku bertuah utk memiliki lelaki ini sebagai sebahagian daripada hidupku
dunia dan akhirat.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan